Bismillahirrahmanirrahim. Segala Puji bagi Allah, Rabb semesta
alam. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah
semata tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusanNya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi Wa Sallam beserta
keluarganya, dan seluruh sahabatnya. Amma
Ba’du
Pembahasan kita kali ini
tentang sebuah hadits yang agung yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dalam musnadnya dari sahabat
Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu’anhuma,
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa
Sallam pernah bersabda, “ Ada
empat perkara, jika (empat perkara) itu ada pada dirimu maka jangan khawatir
dengan perkara dunia (kenikmatan dunia) yang luput dari dirimu. Empat perkara
itu adalah : menjaga amanah, jujur dalam berkata, akhlaq yang mulia dan menjaga
makanan.”’ Shahih, Shahih al-Jami no. 873
Hadits ini dibutuhkan oleh setiap muslim. Apalagi di jaman kita
sekarang ini, kita banyak berinteraksi dengan
masyarakat. Kita berinteraksi dengan mereka dalam berbagai urusan, seperti jual
beli. Maka hendaknya seorang tatjala melaksanakan interaksi dengan orang lain
tatkala bermuamalah dia tetap menjaga empat perkara ini : tetap jujur, tetap menjaga
amanah, tetap berakhlaq mulia dan tetap menjaga makanannya. Karena empat perkara
ini merupakan modal yang harus dia jaga dan jangan sampai empat perkara ini
hilang dari dia dan jangan sampai terluput dari dia salah satu dari empat
perkara ini. Apalagi di jaman sekarang ini, terlalu banyak perkara-perkara
dunia yang menggoda yang bisa jadi akhirnya melemahkan dia dan akhirnya dia tidak
jujur dalam berkata , tidak menjaga amanah, tidak berakhlaq mulia, tidak
menjaga makanannya hanya demi untuk mendapatkan sedikit perkara dunia. Banyak
orang, tatkala dihadapkan dengan godaan dunia tatkala melaksanakan transaksi
jual beli, untuk bisa mendapatkan untung yang banyak akhirnya dia tidak jujur,
tidak menjaga amanah, akhirnya empat perkara yang seharusnya menjadi modal dia,
malah dia korbankan hanya untuk memperoleh perkara dunia. Kita sebagai seorang
muslim tidak seharusnya demikian. Seharusnya apapun yang di hadapan kita,
meskipun kenikmatan dunia yang begitu menggoda di hadapan kita tatkala kita
melaksanakan tansaksi jual beli atau transaksi yang lainnya atau muamalah yang
lainnya, maka jangan sampai kita lepaskan modal kita ini. Jangan sampai kita
tidak jujur dalam berkata, jangan sampai kita tidak menjaga amanah, kita pegang
itu semua meskipun secara dhohir (lahir) tatkala kita bertransaksi mungkin kita
merugi atau mungkin untung kita sedikit, namun jangan khawatir kalau empat
perkara ini ada pada diri kita, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (di atas) : “maka engkau tidak akan
khawatir dengan perkara dunia yang luput dari engkau.” Dan kita tidak akan
peduli dengan apa yang luput dari kita, selama kita menjaga empat perkara ini maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menanamkan dalam hati kita tidak ada rasa
kekhawatiran dengan perkara dunia yang luput dari kita.
Perkara pertama yang seharusnya ada pada seseorang adalah
menjaga amanah. Artinya
dia tidak melalaikan amanah tatkala dia bermuamalah dengan manusia hendaknya
dia menjadi seorang yang bisa dipercaya. Jika orang memberikan amanah kepada
dia, hartanya atau yang lainnya maka hendaknya dia menjaga amanah tersebut
dengan sebaik-baiknya. Perhatikan dengan sebaik-baiknya. Detail dalam menjaga
amanah orang lain, dia berusaha menjaga dengan sebaik-baiknya sehingga
masyarakat tatkala bermuamalah dengan dia sama sekali tidak khawatir kalau dia
berkhianat. Hati mereka tenang tatkala meletakkan hartanya atau memberinya
amanah kepada orang ini karena dia benar-benar seorang yang terpercaya.
Demikian pula tatkala ia melakukan transaksi jual beli, tatkala dia menjual
atau tatkala dia membeli, dia harus benar-benar memiliki amanah. Terutama
tatkala menjual. Berapa banyak orang yang tidak amanah ketika menjual. maka dia
hendaknya amanah dalam segala hal, terutama dalam bermuamalah dengan masyarakat
meskipun ada perkara-perkara dunia yang luput dari dia. Dengan kejujurannya,
mungkin ada perkara dunia yang luput darinya. Akan tetapi dia tidak merasa
khawatir karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala
menanamkan dalam dirinya tidak ada rasa kekhawatiran dengan perkara-perkara
dunia yang luput darinya karena sifat dia yang sangat baik yaitu menjaga amanah.
Adapun perkara kedua
yang seharusnya terdapat pada seseorang yaitu hendaknya dia jujur dalam berkata.
Yaitu tatkala dia bermuamalah dengan
manusia yang lain / dengan masyarakat, maka dia hendaknya selalu dalam keadaan
jujur. Dan menjauhi kedustaan, menjauhi kebohongan. Sedikitpun kebohongan dia
jauhi, jangan sampai dia terjerumus dalam bentuk kebohongan apapun. Karena
sebagian orang mereka sengaja berdusta, terutama tatkala melaksanakan jual-beli,
tatkala mereka menjual barangnya mereka sering berdusta untuk melariskan
dagangannya dengan menyebutkan perkara-perkara yang bagus yang sebenarnya tidak
terdapat dalam barang tersebut, atau ada perkara-perkara buruk / cacat yang
terdapat pada barang tersebut tidak dia sebutkan. Semua itu hanya untuk
melariskan barang dagangannya supaya mendapatkan keuntungan yang banyak. Telah
datang sebuah riwayat bahwa Nabi Shallalaahu ’alaihi Wa Sallam memberikan
ancaman yang sangat berat bagi orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah
yang palsu. (“Tidak halal bagi seseorang
menjual barang dagangan yang ia ketahui padanya ada cacat/rusak kecuali ia
beritahukan (kepada pembeli, -pent.).” HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ath-Thabrani
dalam Al-Kabir dan Al-Hakim. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih
At-Targhib wat Tarhib no. 1775). Betapa banyak pedagang yang nekat
bersumpah dengan sumpah yang dusta untuk melariskan dagangannya. Seyogyanya
seorang muslim menjauhi kedustaan dengan segala bentuknya.
Adapun perkara yang
ketiga, yaitu akhlaq yang baik. Hendaknya seseorang memiliki akhlaq
yang karimah/mulia tatkala dia bermuamalah dengan orang lain. Bukankah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam pernah
bersabda, ”Sesungguhnya aku ini diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk
menyempurnakan akhlaq yang mulia.” Shahih,
diriwayatkan al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dll. Jadi sesungguhnya Nabi
diutus oleh Allah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlaq masyarakat. Dalam
sebuah hadits Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wa Sallam telah menjelaskan bahwasanya akhlaq yang mulia merupakan
penyebab terbesar bagi seseorang untuk masuk ke dalam surga. Ketika Rasulullah
ditanya apakah yang paling memperberat timbangan dan mempermudah seseorang
masuk ke dalam surga? Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wa Sallam menjawab, ”bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berakhlaq yang baik/mulia.” HR. Tirmidzi. Oleh karena itu seorang
muslim tatkala bermuamalah dengan masyarakat, saudaranya atau orang lain maka
dia senantiasa berada dalam adab yang tinggi, adab yang mulia dan dia menjauhi
sikap/adab yang buruk. Jangan sampai ia menjadi orang yang kasar, lisannya
tidak dia jaga, dia suka menyakiti saudaranya dengan sikapnya, lisannya, atau dengan
tubuhnya. Dan jangan sampai dia jadikan lisannya suka memaki, jauhi semua ini. Hendaknya
dia berjalan diatas akhlak yang mulia, dengan penuh kelembutan tatkala
bermuamalah dengan orang lain.
Adapun perkara yang keempat, hendaknya dia menjaga
makanannya. Jangan sampai dia makan atau minum dari
perkara-perkara yang haram. Dia jaga mulutnya, jangan sampai dia memasukkan
perkara haram dalam mulutnya, jangan sampai perkara haram masuk ke dalam
perutnya. Demikian juga dia menjaga hal itu terhadap anak-anaknya, keluarganya,
jangan sampai anak istrinya memakan dari makanan yang haram, jangan
sampai mereka memasukkan suatu yang haram ke dalam mulut mereka. Kenapa? Karena ini semua diharamkan oleh
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan
dalam suatu hadits, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wa Sallam pernah bersabda,” Bahwa seluruh anggota tubuh yang
tumbuh dari makanan yang haram maka itu lebih utama untuk dibakar oleh api
neraka.” HR. Ath-Thabrani.
Jangan sampai tubuh kita ini berkembang karena makanan yang haram, jangan
sampai daging kita ini tumbuh karena perkara yang haram karena terancam dengan
api neraka. Oleh karena itu, kita perhatikan makanan dan minuman kita. Kita
jaga baik-baik dari mana kita peroleh, jangan sampai ada perkara-perkara yang
haram yang kita makan. Jangan sampai ada minuman yang haram yang kita minum.
Sebagian orang rela mengorbankan empat perkara ini untuk mendapatkan
beberapa kepentingan dunia yang sangat sedikit. Oleh karena itu, kita dapati
sebagian orang rela untuk berdusta, rela untuk meninggalkan amanah, berakhlaq
yang buruk hanya untuk memperoleh kepentingan dunia. Adapun seorang muslim,
hendaknya dia menjadikan empat perkara ini merupakan modal utama yang harus
senantiasa dia pegang. Jangan sampai modal ini hilang sama sekali, atau jangan
sampai modal ini hilang sedikitpun. Dia jaga sekuat-kuatnya, pegang erat-erat,
jangan sampai ada salah satu dari empat perkara ini yang luput dari dia. Dan
tatkala dia bermuamalah, meskipun ternyata dia tidak untung sebagaimana
orang-orang yang dusta, maka hendaknya dia tidak peduli. Dan dia yakin
bahwasanya apa yang luput dari dia dari perkara dunia, kalau memang karena dia
menjaga amanah, dia mungkin merugi karena dia jujur, dia mungkin merugi karena
dia berakhlak yang mulia, maka yakinlah bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengganti dengan yang lebih baik. Dalam
hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wa Sallam pernah bersabda bahwa Barang siapa yang meninggalkan
suatu perkara karena Allah Ta’ala maka Allah akan menggantinya dengan yang
lebih baik. HR. Ahmad
Semoga Allah Ta’ala
memudahkan kita melaksanakan empat perkara ini. Semoga Allah memberikan kita
hidayah dan taufik kepada seluruh kebaikan dan semoga Allah mengampuni
dosa-dosa kita, kedua orang tua kita, dan kaum muslimin dan mu’minat baik yang
masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Wallahu a’lam. Washallallahu Wa Sallam ‘ala ‘Abdihi Wa Rasulihi
Nabiyyina Muhammad Wa ‘Alihi Wa Shahbihi Ajma’in.
Maraji’
:
-
Ceramah dari Syaikh Prof. DR.
Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr yang diterjemahkan oleh Ustadz
Abu Abdil Muhsin Firanda Adirja, MA
-
dll