Jumat, 09 Desember 2011

Anfiq, Unfiq Alaik “Infaqkan (yang kamu miliki), Allah Infaqkan Kamu” (Edisi Jum'at, 9 Desember 2012)

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah atas limpahan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Karena dengan bersyukur, Allah akan tambahkan nikmat-Nya kepada kita. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” QS. Ibrahim : 7. Betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita sehingga kita tidak akan bisa menghitungnya. “ Dan jika kamu menghitung - hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak  dapat menentukan jumlahnya ” QS. An Nahl : 18
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, penutup para nabi dan pemimpin para rasul. Serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Kecenderungan manusia cinta terhadap harta
Harta merupakan salah satu nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dikaruniakan kepada umat manusia. Siapa yang tidak suka dengan yang satu ini ? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” QS. Ali Imran : 14. Maka dari itu, tidak heran bila kebanyakan manusia cinta kepada harta. Beragam cara pun dilakukan untuk memperolehnya. Halal haram, bagi sebagian orang, adalah nomor kesekian. Yang terpenting adalah kebutuhan terpenuhi dan gaya hidup terpuaskan. Maka, jika sudah seperti ini, harta tidak lagi menjadi rahmat, namun menjadi celah turunnya adzab. Karena pada hakekatnya harta itu adalah cobaan dari Allah. “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” QS. At Taghabun : 15.
Manusia adalah makhluk Allah yang berjati diri amat dzalim dan bodoh. Sebagaimana yang Allah telah sifatkan dalam QS. Al Adzab : 72 “Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh,” Terbukti, tatkala harta menghampiri, ketertarikan hati pun tak bisa dipungkiri lagi. Kita benar-benar amat mencintainya. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tegaskan : “dan  kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” QS. Al Fajr : 20 . Bahkan karena terlalu cintanya terhadap harta, kita jadi bakhil. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al ‘Adiyaat : 7 “dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”  Maka dari itu Allah Tabaroka wa Ta’ala telah memperingatkan kita “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” QS. Al Munafiqun : 9
Infaq kan hartamu (di jalan Allah), Allah akan berinfaq kepadamu
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Surat Al Baqarah ayat 261 : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir : seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “ Ayat ini merupakan permisalan dari Allah SWT tentang keutamaan orang yang berinfaq di jalan-Nya dan mengharapkan keridhaan-Nya, dan sesungguhnya satu kebaikan akan dilipatgandakan ganjarannya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat “. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
Sa`id bin Jubair radhiyallahu `anhu berkata, “Yakni berinfaq di jalan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Syabib bin Bisyr berkata, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhu beliau berkata, “Satu dirham yang diinfaq kan di atas jalan jihad dan haji akan dilipatgandakan tujuh ratus kali lipat.” Kemudian Allah Azza Wa Jalla berfirman, “Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ayat ini memberikan isyarat kepada orang-orang mukmin bahwa amal shalih akan dipelihara (dikembang biakkan) oleh Allah SWT untuk pemiliknya, sebagaimana seseorang yang menanam satu bulir benih di tanah yang baik lagi subur. Dan telah sampai kepada kita sunnah yang menjelaskan bahwa satu kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ganjarannya hingga tujuh ratus kali lipat.”
Dari Ibnu Umar –radhiyallahu `anhu- ia berkata, tatkala ayat ini turun (Al-Baqarah: 261) Rasulullah SAW berkata, “Wahai Rabbku tambahkanlah (untuk) umatku.’ Maka turunlah surat Al-Baqarah ayat 245, ‘Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya  dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.’ Lalu Rasulullah SAW berkata kembali, ‘Wahai Rabbku tambahkan untukku.’ Maka turunlah surat Az-Zumar ayat 10, ‘Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Rabbmu.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.’ (QS. Az-Zumar: 10)
Kemudian Allah SWT berfirman, “Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Yakni sesuai dengan kadar keikhlasannya dalam beramal.”
audaraku kaum muslimin -semoga dirahmati oleh Allah- memang benar kalau kita pergunakan logika, uang 10 ribu jika kita berikan kepada fakir miskin / anak yatim / kita amalkan di masjid sejumlah 5 ribu maka uang kita tinggal 5 ribu rupiah. Tapi perlu diketahui juga bahwa agama ini bukan logika melainkan dalil. Karena kalau kita membaca Al Quran surat Saba ayat 39, maka akan kita temui sejelas-jelas dalil dimana Allah Tabaroka Wa Ta’ala telah berfirman : “Dan apa yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya.” Ini menunjukkan bahwa orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah, maka Allah akan menggantinya. Sebagaimana hadits Qudsi yang termaktub dalam kitab Shahih Bukhari, dari jalan sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Berinfaq lah kamu, niscaya Aku (Allah) memberi infaq kepadamu”.
Keutamaan Infaq dan Shodaqoh
Infaq dan shodaqoh memiliki fadhilah (keutamaan) dan faedah yang sangat banyak, diantaranya:
  1.  Ia bisa meredam kemurkaan Allah, Rasulullah SAW, bersabda: " Sesungguhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb (Allah)" (Shahih At-targhib)
  2. Menghapuskan kesalahan seorang hamba, beliau bersabda: "Dan Shadaqah bisa menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api" (Shahih At-targhib)
  3. Orang yang besedekah dengan ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di hari kiamat. Rasulullah saw bersabda: "Tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya diantaranya yaitu: "Seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya." (Muttafaq 'alaih)
  4. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun rohani. Rasulullah saw, bersabda: "Obatilah orang-orang yang sakit diantaramu dengan shadaqah." (Shahih At-targhib) beliau juga bersabda kepada orang yang mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: "Jika engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan pada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim." (HR. Ahmad)
  5. Orang yang berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Tidaklah dating suatu hari kecuali akan turun dua malaikat yang salah satunya mengatakan, "Ya, Allah berilah orang-orang yang berinfaq itu balasan, dan yang lain mengatakan, "Ya, Allah berilah pada orang yang bakhil kebinasaan (hartanya)." (Muttafaq 'alaihi)
  6. Orang yang membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta." (HR. Muslim)
  7. Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. Al-Baqarah: 245)
  8. Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah SAW bersabda, "Shadaqah merupakan bukti (keimanan)." (HR.Muslim)
  9. Shadaqah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran, sebagaimana wasiat beliau kepada para pedagang, "Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-sia dan sumpah oleh karena itu bersihkanlah ia dengan shadaqah." (HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah juga disebutkan dalam Shahih Al-Jami').

Inilah beberapa manfaat dan faidah dari infaq, dan shadaqah yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah, kita memohon semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang senang berinfaq dan bershadaqah dengan ikhlas karena mengharap wajah dan keridhaan-Nya, amin ya rabbal 'alamin.

Maraji’ :
-      Tafsir Ibnu Katsir
-      Keutamaan Zakat, Infaq dan Shadaqah oleh Syaikh Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry
-      dll

3 komentar: